UMKM Indonesia Bersinar di ASEAN Treasury Forum 2024: Dari Kerajinan Tangan Hingga Fesyen

Bali – ASEAN Treasury Forum (ATF) 2024 resmi dibuka di Bali, menjadi ajang pertemuan penting bagi negara-negara anggota ASEAN untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam pengelolaan keuangan negara. Forum yang berlangsung pada tanggal 3-4 Oktober 2024, dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan II Indonesia, Thomas Djiwandono, delegasi unit perbendaharaan negara-negara ASEAN, serta perwakilan lembaga internasional seperti Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) dari China, Jepang, dan Korea Selatan.

ATF diinisiasi oleh Indonesia pada 2023 sebagai respon terhadap tantangan ekonomi global yang semakin kompleks dan kebutuhan untuk memperkuat ketahanan fiskal di kawasan. Forum ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan negara di antara negara-negara anggota ASEAN melalui berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik.

“ATF adalah platform penting bagi negara-negara ASEAN untuk berbagi wawasan dalam pengelolaan keuangan negara dan menghadapi tantangan global secara bersama-sama,” ujar Thomas, dalam sambutannya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di ASEAN.

Namun, ATF 2024 bukan hanya sekadar pertemuan kebijakan tingkat tinggi. Forum ini juga menampilkan kekuatan ekonomi riil melalui partisipasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Sejumlah debitur Ultra Mikro (UMi) berprestasi dari berbagai sektor usaha diberi kesempatan untuk memamerkan produk mereka, mulai dari kerajinan tangan, minuman, hingga fesyen, yang menarik perhatian delegasi dari berbagai negara.

Kehadiran para debitur UMi di ATF 2024 memperkaya dinamika forum dengan menampilkan sisi lain dari perekonomian Indonesia, yakni kekuatan UMKM sebagai motor penggerak ekonomi. Para pelaku usaha kecil ini tidak hanya memamerkan produk mereka, tetapi juga melakukan demonstrasi langsung, seperti proses menenun dan memahat, di depan peserta forum. Para delegasi terlihat antusias menyaksikan demonstrasi tersebut, yang menyoroti kemampuan dan kreativitas pelaku UMKM Indonesia.

“Kehadiran UMKM di forum ini menunjukkan bahwa sektor usaha kecil kita mampu bersaing di tingkat internasional, membuktikan bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN,” ujar seorang delegasi dari Vietnam.

Pameran UMKM di ATF 2024 juga memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha untuk memperluas jaringan dan mencari peluang baru di pasar internasional. Mereka berbagi kisah sukses dan tantangan yang dihadapi, membuka peluang kolaborasi dengan pihak luar, baik dalam hal peningkatan kapasitas produksi maupun perluasan pasar.

Salah satu debitur UMi yang hadir, Yanti, pengrajin fesyen asal Lombok, berbagi pengalamannya. "Dukungan dari PIP telah membantu saya berkembang, dan di forum ini, saya bisa belajar dari para pelaku usaha lain di ASEAN. Saya berharap produk saya bisa lebih dikenal di pasar internasional," ujarnya.

Forum ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam mempererat hubungan antarnegara ASEAN dalam hal pengelolaan keuangan negara, sekaligus memperlihatkan peran penting UMKM dalam mendukung stabilitas ekonomi regional. Dengan mempertemukan para pengambil kebijakan dan pelaku usaha, ATF 2024 membuktikan bahwa sinergi antara sektor publik dan UMKM mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Di masa mendatang, diharapkan ATF terus menjadi platform kolaboratif yang efektif bagi negara-negara ASEAN dalam memperkuat sektor keuangan mereka, sekaligus mendorong peran UMKM sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi di kawasan.