Dorong Pembiayaan UMi, PIP Gandeng PT. Pegadaian dan PT. SMI

21 Desember 2022
Dorong Pembiayaan UMi, PIP Gandeng PT. Pegadaian dan PT. SMI PIP berkolaborasi dengan PT Pegadaian dan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT. SMI) untuk memperkuat penyaluran pembiayaan produktif kepada kelompok usaha UMi.

Jakarta – Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan berkolaborasi dengan PT Pegadaian dan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT. SMI) untuk memperkuat penyaluran pembiayaan produktif kepada kelompok usaha ultra mikro (UMi).

PIP bersama dengan PT. SMI yang merupakan salah satu special mission vehicle (SMV) kementerian keuangan dan PT Pegadaian melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) penyaluran pembiayaan yang sumber dananya berasal dari tanggung jawab sosial PT. SMI, pada Kamis (8/12/2022), bertempat di kantor PIP di Jakarta.

Kerjasama ini merupakan sinergi program antara Program Pembiayaan UMi yang dikelola oleh PIP dengan Program Tanggung Jawab Sosial yang dimiliki oleh PT. SMI sebagai salah satu implementasi Program Kemenkeu Satu.

Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah menuturkan bahwa sebagai BLU, PIP bertugas untuk menyalurkan pembiayaan kepada sektor usaha ultra mikro (UMi) serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Saat ini pihaknya masih fokus menyalurkan pembiayaan di segmen ultra mikro.

Dalam skema kerjasama kali ini, Ririn menjelaskan bahwa PIP akan menjalankan penyaluran pembiayaan UMi dengan dana yang berasal dari PT SMI. PT SMI sendiri akan menyediakan dana sebesar Rp1 miliar untuk dikelola dalam pembiayaan UMi. Selain sumber dana yang berasal dari PT SMI, sinergi program ini juga dilengkapi dengan fitur potongan biaya/subsidi bunga bagi para pelaku usaha ultra mikro.

Adapun, Pegadaian akan bertugas sebagai lembaga penyalur pembiayaan UMi yang dikelola oleh PIP.

“Karena dana Rp1 miliar dititipkan melalui skema pembiayaan UMi, maka nanti plafon per individu masyarakat yang menerima itu sama dengan pembiayaan UMi yang berjalan saat ini, yaitu maksimal Rp20 juta per individu,” jelas Ririn di sela-sela acara penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut.

Sementara itu, jangka waktu kerjasama antara ketiga belah pihak berlangsung selama 1 tahun. Ririn berharap kerjasama tersebut dapat berjalan lancar untuk mendukung pergerakan ekonomi dari sektor ultra mikro.

“Nanti kalau dilihat [realisasi kerjasama] dan bagus manfaatnya dirasakan oleh masyarakat, maka nanti bisa diperpanjang,” tuturnya.

Untuk saat ini, tambah Ririn, pembiayaan UMi difokuskan dengan menyasar tiga kota besar di Indonesia yakni Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. Ketiga kota tersebut dinilai aktif dan dinamis dalam menghasilkan dan merealisasikan ide-ide kreatifnya menjadi peluang usaha.

“Tiga kota ini [Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta] merupakan kota-kota yang kreatif. Banyak ide-ide kreatif yang selalu muncul. Tapi, di balik ide-ide kreatif itu pasti ada pelaku UMKM,” terangnya.

Debitur Perempuan

Sementara itu, PIP mencatat bahwa mayoritas debitur di segmen usaha mikro merupakan pelaku usaha perempuan. Pihaknya mencatat persentase pebisnis perempuan di segmen mikro mencapai 95%.

Dengan kultur masyarakat kali ini, pihaknya mengakui bahwa tantangan yang dihadapi para perempuan pengusaha mikro masih sangat besar.

"Tantangannya sangat banyak dari sisi permodalan. Apalagi di segmen mikro itu mayoritas adalah perempuan. Dan, perempuan mempunyai tantangannya tersendiri baik itu dari sisi kultur, pendidikan, hingga akses pembiayaan,” kata Ririn.

Oleh sebab itu, PIP terus berupaya memberikan dukungan kepada para pengusaha perempuan di segmen mikro, baik dari sisi pembiayaan atau permodalan maupun dari aspek-aspek lainnya, untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Pihaknya juga giat melakukan pendampingan, pelatihan, hingga pemberdayaan di segmen mikro. 

“Yang jelas, kami memerlukan mitra dari lembaga industri keuangan bukan bank untuk menyalurkan dana ke UMKM. Kami juga membutuhkan mitra dari berbagai bidang, mulai dari pemerintahan daerah hingga universitas,” tutupnya.